Angka kecelakaan yang berasal dari kalangan usia produktif di Indonesia terbilang cukup besar. Kelompok pelajar usia 15-24 tahun mendominasi dari kategori usia produktif pada kecelakaan lalu lintas tahun 2016.

Hal ini menjadi indikasi dari dampak kurang baiknya karakter para pengguna jalan di Indonesia. Tercatat lebih dari 50.000 kasus kecelakaan yang melibatkan para pengendara maupun pejalan kaki.

Melihat kasus di atas, PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) turut terpanggil untuk memberikan edukasi bagi para pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) untuk menjadi pengguna jalan yang pintar.

Kegiatan bertajuk ‘GESIT’ atau Gerakan Suzuki Peduli Keselamatan ini akan digelar sepanjang tahun 2017 dengan mendatangi 12 SMP di Jabodetabek. Sebagai permulaan, Suzuki memberikan edukasi di SMPN 2 Bekasi, Selasa (31/1).

 

“Kami mempunyai tanggung jawab sosial kepada para konsumen di Indonesia dalam hal memberikan pengetahuan maupun informasi mengenai keselamatan sebagai pengguna jalan. Memberikan edukasi sedini mungkin merupakan hal yang dapat kami lakukan untuk membantu mereka menjadi lebih bertanggung jawab dan menghargai sesama pengguna jalan di masa yang akan datang.” ujar R. Uchiki, Strategic Planning Dept. Head SIS.

Program GESIT ini sendiri menghadirkan instruktur profesional, Sony Susmana, dari Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) yang memberikan edukasi sesuai dengan usia mereka, yakni tentang berkendara motor yang baik dan juga menjadi penumpang mobil yang aman.

Selain itu Suzuki juga bekerjasama dengan pihak Kapolresta Bekasi melakukan edukasi kepada para pelajar untuk menjadi pejalan kaki yang aman karena sebagian besar para pelajar ke sekolah dengan berjalan kaki maupun menggunakan angkutan umum.

Tak hanya sampai di situ, pada sesi ini juga akan dihadirkan salah satu korban kelalaian dalam berlalu lintas, sehingga pelajar bisa mendapat pengalaman lebih tentang bahaya berlalu lintas. Safety riding demo juga menjadi agenda dalam acara kali ini.

“Kami ingin di tahap usia eksplorasi anak ini, kita tidak hanya melarang namun memberikan penjelasan yang lebih masuk akal bagi mereka sehingga lebih mudah diterima,” tutup Uchiki.